Novel Dan Brown berjudul “Angles & Demons” (AD) merupakan novel yang ditulis dan terbit sebelum “The Da Vinci Code” (DVC). Tadinya banyak orang tidak tahu novel ini ada, namun setelah DVC meledak dan menuai kontroversi maka novel-novel Dan Brown lainnya pun terdongkrak pamornya dan menjadi laris, termasuk “Digital Fortress” dan “Deception Point”. Sebenarnya Dan Brown pernah menyatakan bahwa di tahun 2007 akan keluar lagi satu novel pamungkasnya yang diberi judul “The Solomo Keys” (SK), namun entah mengapa novel ini tidak terbit-terbit juga.
AD bercerita tentang peperangan antara Illuminati dan Vatikan, DVC tentang Ksatria Templar dan Opus Dei, dan SK tentang Freemasonry di Amerika Serikat.
Dalam AD, yang 15 Mei lalu filmnya sudah bisa ditonton (saya sudah menontonnya dan menurut saya film garapan Ron Howard tersebut terlalu menyederhanakan peristiwa, sehingga banyak mengorbankan kedalaman rahasia sejarah dan lebih mengedepankan action ala Hollywood, bahkan di banyak plot berbeda dengan novel aslinya), Illuminati dikatakan sebagai kelompok persaudaraan rahasia yang menghimpun para ilmuwan tercerahkan (sebab itu dinamakan Illuminaty yang berarti “Yang tercerahkan”) dimana apa yang ditemukan mereka ternyata berbeda dengan doktrin Gereja yang sudah ada. Saat itu, siapa pun yang berani melawan doktrin Gereja apalagi menyebarluaskan akan memperoleh hukuman yang kejam, bahkan hingga mati. Sebab itulah Illumintai tumbuh menjadi persaudaraan rahasia.
Illuminati Galileo cs merupakan “illuminati sciencetific”, sedangkan menurut sejarah sebenarnya, Illuminaty lebih mengacu pada kelompok gnosis yang sudah ada sebelum masa Galileo cs hidup. Mereka ini dikejar-kejar Gereja Roma karena tidak mau tunduk pada doktrin Gereja yang melenyapkan superioritas pendeta-pendeta perempuan. Mereka menganggap Gereja Roma, kaum Paulian, telah merebut sesuatu yang bukan haknya. Mereka percaya jika Maria Magdalena merupakan pewaris sah tahta Gereja Yesus, bukan Paulus. Sebab itu di dalam sejarah, Maria Magdalena juga disebut sebagai ‘The Illuminatrix’ atau ‘Sumber Cahaya’. Sebagian dari mereka kemudian bercampur dan juga mengerjakan ritual-ritual satanic dimana mereka ini menuhankan Lucifer yang juga mempunyai arti sebagai “Cahaya di atas Cahaya”. Uniknya, banyak ritual Gereja Roma sendiri juga berasal dari ritual paganis Luciferian. Banyak simbol Luciferian di Vatikan. Di antaranya tongkat Paus yang dipuncaknya bertengger simbol Dewa Matahari dan Obelisk yang berdiri di tengah Saint Peter Square.
Illuminati, baik itu yang modern maupun yang lama, sama sekali tidak mempercayai agama yang bersifat ruhiyah. Mereka adalah orang-orang yang memuja Ilmu Pengetahuan sebagai agama. Mereka menganggap Yahudi, Kristen (dan Katolik), juga Islam, sebagai agama institusional yang harus dihancurkan karena memperbudak manusia kepada irasionalisme. Mereka melawan Musa dan Taurat dengan seorang tokohnya bernama Samiri dengan sapi betina dan Talmudnya, mereka berusaha menghancurkan ajaran Yesus dengan menyusupkan Paulus, seorang Yahudi dari Tarsus, dan untuk memecah agama Islam, mereka menyusupkan Abdullah bin Sabah, seorang Yahudi dari Yaman.
Musuh Allah ini sampai sekarang tetap bekerja dengan berbagai muslihat dan penipuan yang sangat lihai. Terkadang mereka secara zahir lebih sholih ketimbang orang-orang yang benar-benar sholih, mereka lebih pandai memutar-mutar lidah mengutip ayat ini dan itu ketimbang orang kebanyakan, namun walau bagaimana pun juga yang namanya kebenaran itu tidak bisa dibohongi. Kita bisa melihat apakah seseorang itu benar-benar tulus menghidupi agamanya atau sekadar menjual agamanya untuk menghidupi keluarganya.
Jika dia mengaku seorang Muslim, apakah dia bekerja menghidupi Islam atau sebaliknya, bekerja menghidupi keluarganya dengan menjual Islam? Ini dua hal yang sangat berbeda. Illuminati sangat lihai dalam hal ini.
Sejarah tentang Yahudi sendiri pun sesungguhnya susah sangat tercemar dan dipenuhi dengan klaim-klaim palsu. Untuk menjelaskan hal ini di sini amat tidak mungkin karena akan amat panjang. Hanya saja, agar kita tidak terjebak dalam permainan kaum Luciferian ini, maka kita harus menghindari dan sama sekali jangan pernah mempercayai kelompok-kelompok Liberal, apakah itu yang bernama Islam Liberal atau juga kelompok Neo Liberal yang mengusung konsep ekonomi Amerikanistik, yakni Imperialisme Kapitalistik. Kita tahu, dalam Pilpres 2009 ini terdapat ikon Neo-Liberal Indonesia, orang yang sangat patuh pada IMF dan terlibat kasus BLBI, yang menjadi cawapres salah satu capres yang ada. Nah, jika kita mencintai agama yang lurus ini, maka kita hendaknya menjauhkan diri dari pasangan capres dan cawapres ini, walau mungkin dia didukung oleh sebagian orang yang mengklaim diri sebagai “tokoh Islam”. Islam tidak mengenal kerahiban, semua orang bertanggung jawab masing-masing kepada Allah SWT, bukan kepada “ustadz” ini dan itu dimana kekuasaan sudah menggelapkan mata hati mereka. Jadi janganlah menjadi umat yang seperti bebek, mau di bawa ke sana ke mari manut saja. Akhirnya semuanya terserah pada kita. Hanya kepada Allah SWT kita kembali dan bertangungjawab. Wallahu’alam bishawab.
No comments:
Post a Comment