Tuesday, November 8, 2011

Mengenal Ilmu Kalam (Ushuluddin,Ilmu tentang Pokok/dasar i'tikad akidah Agama)

ILMU KALAM (USHULUDIN - ilmu tentang pokok/dasar i’tikad-akidah agama)

I. Prolog

Ibarat sebuah pohon, i’tikad (keyakinan) yang mendalam merupakan akar pondasi yang menjadi dasar, sedangkan akidah merupakan satu batang penopang yang tegak tidak boleh menyimpang. Salah dalam I’tikad-akidah menyebabkan seseorang tersesat dan keluar dari Islam menjadi kafir.

Sedangkan Fiqih merupakan dahan, ranting dan cabangnya. Dalam masalah Fiqih-amaliah yang ijtihadi sering terjadi perbedaan pendapat (khilafiah) diantara para imam mujtahid dan para ulama. Salah dalam ijtihad fiqih amaliah, tidak menyebabkan seorang muslim menjadi kafir, melainkan yang benar dapat dua pahala yang salah dapat satu pahala.

Hadits Nabi yang menginformasikan akan adanya firqoh-firqoh Islam yang sesat dalam masalah Akidah (bukan masalah fiqih-amaliah Khilafiah) :

“Umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan, diantara golongan-golongan itu yang selamat hanya satu golongan saja, sedangkan lainnya adalah binasa. Para sahabat bertanya : ‘Siapakah golongan yang selamat itu ?’ Nabi menjawab : ‘golongan Ahlus Sunnah wal Jama’ah’, para sahabat bertanya lagi, ‘Apakah golongan Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu ?’ Nabi menjawab : ‘Yaitu yang mengikuti apa-apa yang sekarang ini dipraktekkan (manhaj) saya dan para sahabatku’ “

“Maka bahwasanya siapa yang hidup (lama) diantara kamu niscaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi hidayah.” (HR. Abu Dawud).

“Ada dua firqah dari umatku yang pada hakikatnya mereka tidak ada sangkut pautnya dengan Islam, yaitu kaum Murji’ah dan kaum Qadariyah.” (HR Tumrmudzi).

“Bagi tiap-tiap umat ada Majusinya. Dan Majusi umatku ini ialah mereka yang mengatakan bahwa tidak ada takdir. Barangsiapa diantara mereka itu mati, maka janganlah kalian menshalati jenazahnya. Dan barangsiapa diantara mereka itu sakit, maka janganlah kalian menjenguknya. Mereka adalah golongan Dajjal dan memang ada hak bagi Allah untuk mengkaitkan mereka itu dengan Dajjal itu.” (HR Abu Dawud).

“Akan keluar suatu kaum di akhir jaman, orang-orang muda berfaham jelek. Mereka banyak mengucapkan perkataan “Khairil Bariyah” (ayat-ayat Allah). Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama bagai meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa dengan kamu, lawanlah mereka.” (HR Bukhari).

Yang dimaksud oleh Hadits ini adalah firqoh Khawarij.



II. Pengertian Ilmu Ushuludin

Ilmu Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok (dasar) agama, yaitu akidah, tauhid dan I’tikad (keyakinan) tentang rukun Iman yang enam : 1) beriman kepada Allah, 2) Al-Qur’an dan kitab-kitab suci samawi, 3) Nabi Muhammad dan para Rasul, 4) para Malaikat, 5) perkara ghaib (alam kubur, alam akhirat, mashar, mizan, sirot, surga-neraka), 6 ) Takdir baik dan buruk.

Sebutan lain bagi Ilmu Ushuludin adalah ilmu Theologi (ketuhanan), karena membahas tentang ke tauhid-an (ke-Esa an) Allah, sifat dan asma’ (nama) Allah.

Sebutan lain yang lebih populer adalah Ilmu Kalam, karena bahasan yang sedang ramai dibahas pada saat lahirnya ilmu kalam adalah masalah kalam (firman Allah) disamping itu pembahasan ilmu ini menggunakan metode ilmu mantiq (logika) sedangkan kata mantiq secara etimologi bahasa sinonim dengan kalam.



III. Bahasan Ilmu Kalam

Pokok-pokok bahasan dalam Ilmu Kalam adalah :

1. Masalah ketuhanan :

a. Wujud Allah

b. Sifat-sifat Allah

c. Perbuatan Allah

2. Al-Qur’an

a. Apakah Al-Qur’an itu makhluk atau bukan

3. Akhirat

a. Apakah kebangkitan itu dengan jasad apa ruh saja.

b. Apakah dapat melihat Allah di akhirat nanti.

4. Iman

5. Dosa besar

6. Takdir dan keadilan Allah

7. Khilafah dan imamah

8. Filsafat

9. Ayat-ayat mutasyabih

a. Tentang tajsim

b. Tentang tasybih

c. Tentang dimana Allah



IV. Theologi yang sudah ada sebelum penaklukan Islam

Pada abad ke-3 SM (sebelum Masehi, lahirnya Nabi Isa) Alexander Agung dari Macedonia (Yunani) mengalahkan Darius (Raja Persia kuno) pada pertempuran di Arbela (Iraq). Alexander datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan Persia, tetapi sebaliknya ia berusaha untuk menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Ia sendiri mulai berpakaian secara Persia dan orang-orang Persia banyak yang diangkatnya menjadi pengiring-pengiringnya. Ia kawin dengan Statira, anak Darius dan pada waktu itu juga 24 dari jenderal-jenderalnya dan 10.000 prajurit kawin atas anjurannya dengan wanita-wanita Persia di Susa.

Alexander Agung juga menaklukkan Pharao kerajaan Mesir kuno dan membangun kota pelabuhan Alexandria (Iskandariah) sebagai ibukota Propinsinya di Mesir.

Alexander Agung dengan tentaranya dari bangsa Persia juga berhasil menaklukkan anak benua India. Kaum penakluk inilah yang dikenal sebagai ras Arya yang berkasta paling tinggi (brahmana) dalam agama Hindu di India.

Pada setiap daerah yang ditaklukkan Alexander Agung tidak serta merta menghancurkan budaya asli bangsa yang ditaklukkan dan memaksakan budaya dan alam pikiran Yunani kepada penduduk taklukan. Alexander Agung lebih berusaha mencampur unsur budaya Yunani dengan unsur asli bangsa yang ditaklukkan. Pencampuran budaya Yunani dengan budaya lokal itu melahirkan budaya baru yang dikenal sebagai Hellanisme. Inti Hellanisme adalah filsafat Yunani Kuno (Ajaran Plato, Aristoteles) yang disesuaikan dengan filsafat lokal (Persia, Mesir, India).

Ketika muncul agama Nasrani, pada abad pertama Masehi mulanya agama Nasrani belum begitu berkembang dan mendapat banyak pengikut. Ketika Kaisar Konstantin dari Romawi Timur memeluk Agama Nasrani pada abad ke-3 Masehi barulah agama Nasrani berkembang dengan pesat ke seluruh negeri dalam wilayah kekuasaan Imperium Romawi termasuk kota-kota pusat study hellanisme seperti Iskandariah (Mesir), Antioch (Syria), Jundisapur (Iraq). Maka filsafat Yunani pun mempengaruhi faham theologi agama Kristen yang mengkristal menjadi faham Trinitas yang merupakan buah pikiran Paulus, yang sebenarnya bukan salah seorang Hawari (murid setia pengikut Yesus).

Pada masa khalifah Abu Bakar, Panglima Khalid bin Walid berhasil menaklukkan Irak. Pada masa Khalifah Umar, Panglima Abu Ubaidah berhasil menaklukkan Syria, Panglima Saad bin Abi Waqash berhasil menaklukkan Persia, Panglima Amr bin Ash berhasil menaklukkan Mesir. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, Panglima Utbah bin Nafi’ berhasil menaklukkan Maghribi (Maroko, Aljazair, Tunisia). Pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah, Panglima Muhammad Al-Qasim berhasil menaklukkan Afghanistan, Pakistan dan sebagian anak benua India.

Pada negeri-negeri taklukkan itu penduduknya telah mempunyai peradaban dan kebudayaan yang cukup maju peninggalan peradaban Hellanisme Alexander Agung. Mau tidak mau kaum Muslimin terlibat interaksi langsung dengan peradaban-peradaban tersebut, maka sebagian peradaban dan pemikiran Yunani, Yahudi, Nasrani, Persia, India tersebut sedikit banyak mempengaruhi pola pemikiran dan akidah kaum muslimin. Apalagi sebagian besar penduduk negeri-negeri taklukan tersebut kemudian menjadi pemeluk agama Islam.

Sumber: http://ahmadfaruq.blogdetik.com, http://dalamdakwah.wordpress.com

No comments: